Jumat, 20 November 2015

The Palace of Illusions: Ketulusan Cinta para Pandawa

[Review Buku]
The Palace of Illusions: Ketulusan Cinta para Pandawa
Hai, teman-teman…
Sekarang waktunya review buku…. Yeay \ J / …
Let’s check it out.

 
(ini dia penampakan bukunya….)

PROFIL BUKU:
Judul                           : The Palace of Illusions (Istana Khayalan)
Genre                           : Romance-History (Terjemahan)
Penulis                          : Chitra Banerjee Divakaruni
Penerbit                       : Gramedia Pustaka Utama
Tebal halaman             : 496 halaman
ISBN-10                     : 979-22-4556-1
ISBN-13                  : 978-979-22-4556-1

Bercerita, berbicara dan membahas  mengenai buku ataupun novel. Kali ini yang akan Ra bahas adalah sebuah novel terjemahan yang berjudul The Palace of Illusions. Sebelum Ra melanjutkan review bukunya.

Pernahkah di antara teman-teman menonton film Mahabharata?

Pastinya, pernah. Ya, film Mahabharata ini memang diadaptasi dari sebuah novel yang berjudul The Palace of Illusions. Dan satu lagi, (hampir) semua teman-teman yang menonton film ini, selalu memperhatikan Arjuna (Shahreer Sheikh), salah satu dari 5 Pandawa yang tampan.  


Yup, langsung saja.

The palace of Illusions atau Istana Khayalan ini menceritakan tentang kisah Mahabharata yang di ceritakan kembali oleh Chitra Banerjee Divakaruni dengan sangat manis dan dari sudut pandang perempuan. Kisah yang di awali dengan kelahiran sang Dropadi dari dalam api bersama sang kakak, Drestadyumna atau Dre. Dropadi dan Drestadyumna merupakan saudara kembar. Yang pada awalnya sang ayah melakukan sebuah ritual selama sebulan penuh agar bisa memilki anak laki-laki yang akan memenuhi takdirnya sebagai pembalas dendam sang ayah kepada musuh bebuyutannya, Drona. Sayangnya, saat seluruh permintaan sang ayah dipenuhi oleh Sang Dewa, maka keluarlah Dre dari dalam api. Namun, setelah keluarnya Dre, api persembahan tidak langsung padam, melainkan masih tetap menyala yang menandakan bahwa ritual belum selesai. Tak lama kemudian, keluarlah Dropadi dari dalam api. Dengan sigap dan cepat, Dre langsung menggandeng tangan Dropadi agar tidak jatuh, dan mereka berdua berjalan menuju sang ayah. Raja Drupada, langsung menyambut mereka dengan suka cita dan langsung menggendong mereka berdua. Tak lama setelah itu, terdengar sebuah suara yang menggema “Ku berikan kau seorang anak laki-laki agar bisa membalaskan dendam-mu dan seorang anak perempuan yang akan mengubah sejarah”.

Kisah berlanjut pada sebuah sayembara untuk pernikahannya. Saat sayembara dimulai, seorang yang di duga berasal dari kaum brahmana, mengajukan diri untuk mengikuti sayembara dan dia memenangkan sayembara tersebut. Maka, resmilah Dropadi menjadi seorang istri dari seorang brahmana yang ia sendiri tidak mengetahui namanya. Sebuah rahasia akhirnya terbongkar, bahwa sebenarnya sang brahmana adalah Arjuna, anggota dari 5 Pandawa. Lalu, Arjuna membawanya ke sebuah tempat tinggal yang sangat jauh dan terpencil. Sesaat tiba dirumah, Arjuna memperkenalkan Dropadi sebagai istrinya kepada sang ibu, Kunti. Namun, bagi Kunti, ia telah mengajarkan sifat adil kepada kelima anak-anaknya “apapun yang kalian miliki harus dibagi 5”. Dan sejak saat itu, Dropadi harus menikah bersama seluruh putra Pandawa, yang artinya ia harus menikah bersama kakak dan adik-adik dari Arjuna. Pernikahan Dropadi awalnya ditentang oleh sang Ayah, namun setelah mengetahui bahwa calon menantunya adalah putra Pandawa yang sangat terampil dalam berperang dan sangat sayang kepada putrinya, Dropadi, akhirnya Raja Drupada segera menyelenggarakan pernikahan yang sangat mewah dan besar-besaran untuk semua anggota istana dan rakyatnya.

Kisah berlanjut pada pengasingan Dropadi atau yang biasa di sapa dengan “Panchali” yang diakibatkan oleh Yudistira. Saat itu Yudistira sedang bermain dadu bersama para undangan disaat acara peresmian istana baru mereka. Sayangnya, Yudistira yang sangat suka bermain dadu ini sudah melewati batas. Ia bermain sambil membuat taruhan yang semakin lama jumlahnya semakin besar. Hingga pada akhirnya, Yudistira mempertaruhkan istananya sendiri didalam permainannya. Sayangnya, ia kalah dalam permainan ini dan istananya pun lenyap seketika. Maka, mereka semua harus pergi keluar istana selama waktu yang di tentukan. Jika mereka melakukan kesalahan kembali, maka istana tidak akan pernah mereka miliki selamanya. Dan ini semua akibat kecerobohan Yudistira.

Kisah ini ditutup dengan adanya cinta terpendam antara Dropadi dan Karna yang ternyata diam-diam saling mencinta, namun kembali dipertemukan dengan jalan yang berbeda. Selanjutnya adalah penghinaan Duryodana, yang di akhiri dengan klimaks adalah pecahnya perang suadara, Pandawa dan Korawa. Ya, bagaimana tidak. Sejak awal Dropadi memang telah ditakdirkan sebagai pengubah sejarah, lebih tepatnya pada Abad Ketiga Manusia.



Beberapa quotes yang terdapat didalam novel ini adalah:

“cinta datang seperti halilintar, dan hilangnya pun demikian. Kalau kau beruntung, cinta yang teapt menemukanmu. Kalau tidak, kau akan menghabiskan hidupmu merindukan orang yang tidak bisa kau miliki”

“masalah akan tetap menjadi masalah kalau kau percaya itu masalah. Dan sering orang melihatmu seperti kau melihat dirimu sendiri”.

“waktu adalah penghapus terbesar, baik penghapus kesedihan maupun kegembiraan”

“karena amarah dan nafsu, dua musuh paling besar kita. Aku sangat mengenal mereka, pendampingku sejak lama—bukan, mereka penguasaku—dan keturunan mereka, dendam!! ~Krishna”

“hidup yang kau jalani sekarang hanyalah gelembung dalam aliran kosmis, terbentuk oleh karma masa-masa hidup yang lain ~ Byasa”

“Kemenangan—bukan dalam pertempuran yang akan dating, melainkan melawan keenam musuh batin yang mengganggu kita semua: Hawa Nafsu, Amarah, Keserakahan, Ketidaktahuan, Kesombongan, dan Kecemburuan”

“biarkan masa lalu itu pergi. Santailah. Biarkan masa depan tiba dengan kecepatannya sendiri, menyingkap rahasia-rahasia pada saatnya”



Tidak ada komentar: