Dear diary.
Kisah ini aku tuliskan saat dalam
perjalanan tour bersama teman-temanku. Seketika itu juga aku mengingat sebuah
mitos dan kemudian di film-kan oleh salah satu production house di Thailand. Mitos
yang menceritakan tentang seorang gadis yang tewas dibunuh yang kemudian di
mutilasi, sayangnya bagian kepalanya masih belum ditemuka, Wanida, namanya. Arwah
tersebut akan selalu bergentayangan jika bagian kepalanya belum ditemukan,
pasalnya jika ada orang yang melihat kepala tersebut namun tidak membawanya ke
tempat kejadian, maka kepala orang yang akan menjadi gantinya. Cerita ini terus
tersebar ke seluruh penjuru hingga seorang anak sekolah mengalami kejadian yang
mengenaskan. Dia menemukan ‘bagian yang hilang’ dari sang arwah penasaran. Sayanganya,
ia tidak membawanya ke tempat kejadian dan saat pulang sekolah ia mengalami
kecelakaan yang menewaskan dirinya. Entahlah, alasan apa yang membuatnya tidak
mau mengembalikannya. Takut atau tidak tau dimana kejadiannya. Beberapa waktu
kemudian, seorang anak sekolah kembali mengalami hal yang serupa. Ia juga
menemukan ‘bagian yang hilang’ dari sang arwah di laci meja di kelasnya dan
bertekad akan menyelesaikan misteri ini dalam waktu 2 hari. Setelah ia
menemukan ‘benda’ tersebut, secara tak sengaja ia memandang ke sebuah kaca yang
terdapat dikelasnya. Kaca tersebut dalam keadaan retak. Anehnya, saat ia
berkaca, ia melihat bagian kaca yang retak tersebut tepat berada di lehernya. Seakan-akan
sesuatu terjadi pada dirinya tak lama lagi. Bersusah payah ia mencari tempat
kejadian dan ia belum juga menemukannya. Ia selalu di teror rasa bersalah dan
takut. Hingga akhir waktu yang ia miliki, ia harus merelakan dirinya
menggantikan ‘sang arwah’. Di bagian akhir film, anak sekolah tersebut menangis
saat ‘kepalanya’ diambil sebagai gantinya.
Merinding. Dan kebetulan perjalanan
kali ini melewati perkuburan yang terletak di kiri-kanan jalan yang ditambah
dengan suasana yang sedikit mencekam. Bagaimana
pun itu, cerita tetaplah cerita. Yang utama ialah percaya kepada Tuhan.
Sincerely
with all frightened
Ra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar